5 Tradisi Unik Ramadhan di Berbagai Negara
Ramadhan merupakan bulan ke sembilan dalam kalender Hijriyah Islam, dimana sebanyak 1,5 milyar muslim melakukan puasa bersama-sama. Bulan ini dipenuhi oleh keberkahan dan limpahan rahmat, sehingga wajar jika umat Islam menyambutnya penuh suka cita. Penyambutan Ramadhan ini terasa festive di beberapa negara, biasanya acara tersebut berbeda tergantung dari tradisi dan budaya setempat. Inilah yang membuat keanekaragaman Ramadhan menjadi keunikan tersendiri.
Jika di Indonesia ada kolak dan candil, bagaimana dengan tradisi Ramadhan di negara lain?
Istanbul, Turki
Di Turki, iftar biasa dilakukan secara serentak. Masjid Biru akan dipenuhi oleh meja-meja serta kursi panjang yang dijadikan sebagai area untuk berbuka puasa. Tradisi ini selalu dilakukan oleh warga Turki pada hari pertama bulan Ramadhan.
Menu makanan untuk buka puasa biasanya adalah sesuatu yang manis dan bergula. Bagi masyarakat Turki, makanan manis merupakan simbol kebahagiaan, sehingga sangat pas saat menyambut momen Ramadhan. Kue, cemilan, hingga permen dijajakan pada tiga hari sebelum Ramadhan berakhir, yang disebut juga sebagai Sugar Feast atau Seker Bayrami.
Kairo, Mesir
Di Mesir, lampu-lampu unik yang dinamakan Fanous merupakan lentera yang wajib dipasang menjelang Ramadhan tiba. Tradisi ini bermula saat penyambutan kedatangan Khalifah Fatimiyah yang memasuki Kairo pada hari kelima bulan Ramadhan tahun 358 Hijriyah. Sejak saat itu, fanous dipasang setiap Ramadhan tiba.
Tidak hanya itu, ketika iftar tiba, semua orang tumpah ruah ke jalan untuk menikmati buka puasa bersama. Tua muda, kaya miskin, sama sekali tidak ada artinya saat Maghrib menjelang. Bahkan ada cukup banyak area yang menyediakan makanan gratis bagi siapapun yang hendak berbuka puasa.
Brunei Darussalam
Brunei merupakan sedikit dari negara muslim yang tidak memberikan hukuman atau denda bagi nonmuslim karena tidak berpuasa di siang hari. Namun toleransi umat beragama di sini cukup tinggi, sehingga kebanyakan nonmuslim menghormati bulan Ramadhan dengan tidak makan dan merokok terang-terangan di depan umum.
Setiap waktu sore saat menjelang berbuka, banyak tempat yang membuka buffet seperti di hotel, restoran, juga di kios-kios jalanan. Beberapa kios sengaja didirikan, salah satunya terdapat di Stadium Nasional. Sungkai atau berbuka puasa di luar rumah adalah kebiasaan lama yang dilakukan masyarakat Brunei hingga saat ini.
Kuala Lumpur, Malaysia
Tidak jauh berbeda dengan di Brunei, masyarakat Malaysia juga memiliki kebiasaan untuk membuka kios makanan di berbagai area. Yang berbeda adalah jenis masakannya. Kampung cooking merupakan masakan tradisional khas Melayu. Biasanya, kampung cooking hanya bisa ditemukan di pelosok daerah, tetapi masakan ini menjadi populer di kota yang mudah ditemukan di mana-mana saat Ramadhan tiba.
Satu masakan wajib tersedia adalah bubur lambuk. Bubur lambuk adalah bubur yang terbuat dari beras, potongan daging, santan, bumbu, serta rempah-rempah lainnya. Ada beragam versi bubur lambuk, namun yang paling terkenal adalah versi Kampung Baru.
Doha, Qatar
Sejak tahun 1970, penyambutan Ramadhan di Qatar selalu ditandai dengan penembakan meriam setiap malam sebagai tanda waktunya berbuka puasa. Tradisi ini terus berlanjut dan selalu diliput oleh saluran televisi nasional mereka, Qatar TV.
Selain itu, terdapat pula acara yang disebut sebagai Garangao. Festival ini mirip dengan Halloween. Semua anak yang berpartisipasi akan memakai kostum tradisional Qatari sambil menyanyikan lagu tradisional dan membawa kantong untuk meminta permen dan kacang pada tetangga sekitar rumah.