Bergabungnya 2 Powerful Brand: Akuisisi Kate Spade oleh Coach

kate-spade-diakuisisi-coach

Good news and bad news come at the same time! Begitulah pernyataan yang sepertinya cocok untuk menggambarkan kondisi Kate Spade saat ini. Brand tas yang berasal dari Amerika Serikat ini dalam beberapa tahun terakhir disebut-sebut sebagai brand dengan jumlah penjualan tas tertinggi di dunia, mengalahkan Coach dan Michael Kors yang menempati urutan kedua dan ketiga. Namun siapa yang menyangka bahwa saat ini Kate Spade sedang menghadapi kondisi finansial yang buruk, yang pada akhirnya membuat manajemen Kate Spade harus mencari opsi pendanaan untuk perusahaan tersebut.

Coach Inc, yang ingin mengembangkan pangsa pasarnya, melihat hal ini sebagai kesempatan untuk dapat mengakuisisi Kate Spade sehingga dapat menarik lebih banyak customer terutama dari kalangan millenial. CEO Coach, Victor Luis, menyatakan bahwa Kate Spade merupakan salah satu brand yang powerful dan konsisten di segmennya, yang 60% merupakan generasi millenial. Pasar inilah yang ingin dibidik oleh Coach sehingga Senin lalu (08/05/2017), Coach mengumumkan akan mengakuisisi Kate Spade dengan nilai USD 2,4 milyar atau Rp 31,9 triliun.

Strategi baru yang akan diterapkan Coach pada manajemen Kate Spade adalah membuat efisiensi pada produksi Kate Spade serta mengurangi penjualan di department store, wholesale dan flash sale pada penjualan online. Selain itu, Coach juga ingin melakukan ekspansi ke pasar yang belum terlalu disentuh Kate Spade yaitu pasar Asia dan Eropa, sehingga nantinya Kate Spade akan membuka lebih banyak toko di kedua benua tersebut. Namun Coach akan memberi kebebasan kepada Kate Spade dalam membuat desain dan kampanye pemasarannya sehingga posisi Kate Spade akan tetap independen.

kate-spade-diakuisisi-coach

Di sisi lain, saat ini Coach juga tengah melakukan penutupan beberapa tokonya di Amerika Utara. Ada sekitar 30 toko yang ditutup sebagai upaya untuk mencapai tujuan jangka panjang yang sedang dirancang oleh Coach dan Kate Spade. CEO Kate Spade, Craig Leavitt, mengatakan bahwa saat ini Coach dan Kate Spade sedang fokus untuk membuat perbedaan identitas yang jelas antara kedua brand tersebut sehingga akan menghasilkan story dan diferensiasi produk pada keduanya.

Kate Spade butuh waktu untuk menegosiasikan penjualan setelah menerima tawaran Coach. Di sisi lain, Coach berharap bisa menghemat sekitar USD 50 juta dalam waktu 3 tahun setelah transaksi tersebut disepakati. Menurut pihak Coach, pembelian tersebut akan dibiayai separuh dari kas internal dan sisanya dari pinjaman. Pihak Coach mengharapkan kesepakatan pembelian tersebut bisa terwujud di kuartal ketiga 2017, dan akan menambah pendapatan di 2018

kate-spade-diakuisisi-coach

Bergabungnya 2 brand besar Amerika yang sukses hadir di berbagai belahan dunia ini tentunya menghadirkan berbagai tanggapan dari para pelanggan setianya. Namun sayangnya, sebagian besar pelanggan dari kedua brand menyatakan kekhawatirannya bahwa akuisisi ini akan membawa perubahan desain pada keduanya. Seperti kita ketahui, Kate Spade selama ini selalu menghadirkan tas yang colorful dan quirky dengan pattern polkadot, stripe maupun menghadirkan fauna-fauna lucu pada koleksinya. Sedangkan Coach dikenal sebagai sebuah brand yang memiliki desain klasik dan elegan. Perbedaan keduanya terasa sangat mencolok, sehingga para pelanggan khawatir keduanya akan kehilangan ciri khasnya saat bergabung nanti.

Menurut Banananina, baik fans Coach maupun fans Kate Spade tidak perlu khawatir dengan akuisisi ini. Sebelumnya Coach telah melakukan akuisisi pada brand sepatu Stuart Weitzman dan sukses mengembangkan brand ini sehingga menyumbangkan profit kepada Coach Inc. Walaupun tahun lalu Coach tidak sukses dalam mengakuisisi Burberry, CEO Coach mengatakan bahwa akuisisi yang saat ini dilakukan bukanlah akuisisi terakhir dari perusahaan ini. Saat ini pihak Coach diketahui tengah mengincar Jimmy Choo. Sementara itu, Kate Spade yang pada tahun 1993 lalu didirikan oleh Kate Spade dan suaminya, juga telah menjual sebagian besar sahamnya kepada Neiman Marcuss pada tahun 1999. Pada tahun 2006, Liz Claiborne membeli perusahaan tersebut senilai USD 124 juta, sehingga kepemilikan Kate Spade saat ini sudah tidak ada campur tangan dari foundernya.

kate-spade-diakuisisi-coach

Well, Ladies, akuisisi atau penggabungan usaha di dunia ritel merupakan hal yang wajar. Seringnya akuisisi ini akan membuat sebuah brand semakin kuat dalam segi finansial dan semakin berkembang, seperti brand-brand yang berada di bawah naungan LVMH atau Kering Group. Kita doakan saja supaya akuisisi ini akan membuat Kate Spade menjadi lebih baik ya!

Send a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *